Peta Perekonomian Indonesia
1.
Keadaan Geografis Indonesia
A. Indonesia adalah Negara Kepulauan
Indonesia memiliki sekitar
17.504 pulau (menurut data tahun 2004 jumlah pulau
di Indonesia), sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni tetap, menyebar
sekitar katulistiwa, memberikan cuaca tropis.
Pulau terpadat penduduknya adalah pulau Jawa, di mana lebih dari setengah (65%)
populasi Indonesia. Indonesia terdiri dari 5 pulau besar, yaitu: Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Irian Jaya dan rangkaian pulau-pulau ini disebut
pula sebagai kepulauan Nusantara
atau kepulauanIndonesia
Peta garis kepulauan Indonesia, Deposit oleh Republik
Indonesia pada daftar titik-titik koordinat geografis berdasarkan pasal 47,
ayat 9, dari Konvensi PBB tentang Hukum Laut
Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung berapi and 130 di
antaranya termasuk gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung berapi terletak di
dasar laut dan tidak terlihat dari permukaan laut. Indonesia merupakan tempat
pertemuan 2 rangkaian gunung berapi aktif (Ring of Fire). Terdapat puluhan
patahan aktif di wilayah Indonesia.
Sebagian ahli membagi
Indonesia atas tiga wilayah geografis utama yakni:
- Kepulauan Sunda Besar meliputi pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi.
- Kepulauan Sunda Kecil meliputi Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
- Kepulauan Maluku dan Irian
Pada zaman es terakhir,
sebelum tahun 10.000 SM (Sebelum Masehi), pada bagian barat Indonesia terdapat
daratan Sunda yang terhubung ke benua Asia dan memungkinkan fauna dan flora
Asia berpindah ke bagian barat Indonesia. Di bagian timur Indonesia, terdapat
daratan Sahul yang terhubung ke benua Australia dan memungkinkan fauna dan
flora Australia berpindah ke bagian timur Indonesia. Pada bagian tengah
terdapat pulau-pulau yang terpisah dari kedua benua tersebut.
Karena hal tersebut maka ahli biogeografi membagi Indonesia atas kehidupan flora dan fauna yakni:
Karena hal tersebut maka ahli biogeografi membagi Indonesia atas kehidupan flora dan fauna yakni:
- Daratan Indonesia Bagian Barat dengan flora dan fauna yang sama dengan benua Asia.
- Daratan Indonesia Bagian Tengah (Wallacea) dengan flora dan fauna endemik/hanya terdapat pada daerah tersebut.
- Daratan Indonesia Bagian Timur dengan flora dan fauna yang sama dengan benua Australia.
Ketiga bagian daratan tersebut
dipisahkan oleh garis maya/imajiner yang dikenal sebagai Garis Wallace-Weber, yaitu garis maya yang
memisahkan Daratan Indonesia Barat dengan daerah Wallacea (Indonesia Tengah),
dan Garis Lyedekker, yaitu garis maya yang memisahkan daerah Wallacea
(Indonesia Tengah) dengan daerah IndonesiaTimur.
Berdasarkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993, maka
wilayah Indonesia dibagi menjadi 2 kawasan pembangunan:
- Kawasan Barat Indonesia. Terdiri dari Jawa, Sumatra, Kalimantan, Bali.
- Kawasan Timur Indonesia. Terdiri dari Sulawesi, Maluku, Irian/Papua, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Data-data
Geografis
Lokasi: Sebelah
tenggara Asia, di Kepulauan Melayu antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Koordinat
geografis: 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT - 141°45'BT
Referensi peta: Asia Tenggara
Wilayah:
total darat: 1.922.570 km²
daratan non-air: 1.829.570 km²
daratan berair: 93.000 km²
lautan: 3.257.483 km²
total darat: 1.922.570 km²
daratan non-air: 1.829.570 km²
daratan berair: 93.000 km²
lautan: 3.257.483 km²
Garis batas negara: SQZ
total: 2.830 km: Malaysia 1.782 km, Papua Nugini 820 km, Timor Leste 228 km
Negara tetangga yang tidak berbatasan darat: India di barat laut Aceh, Australia, Singapura, Filipina, Vietnam, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Thailand, Birma, Palau
total: 2.830 km: Malaysia 1.782 km, Papua Nugini 820 km, Timor Leste 228 km
Negara tetangga yang tidak berbatasan darat: India di barat laut Aceh, Australia, Singapura, Filipina, Vietnam, Thailand, Brunei Darussalam, Kamboja, Thailand, Birma, Palau
Garis pantai: 54.716 km
Klaim kelautan: diukur
dari garis dasar kepulauan yang diklaim
zona ekonomi khusus: 200 mil laut
laut yang merupakan wilayah negara: 12 mil laut
zona ekonomi khusus: 200 mil laut
laut yang merupakan wilayah negara: 12 mil laut
Cuaca: tropis; panas,
lembap; sedikit lebih sejuk di dataran tinggi
Dataran: kebanyakan
dataran rendah di pesisir; pulau-pulau yang lebih besar mempunyai pegunungan di
pedalaman
Tertinggi & terendah:
titik terendah: Samudra Hindia 0 m
titik tertinggi: Puncak Jaya 5.030 m
titik terendah: Samudra Hindia 0 m
titik tertinggi: Puncak Jaya 5.030 m
Sumber daya alam: minyak tanah, kayu, gas alam, kuningan, timah, bauksit, tembaga, tanah yang subur, batu bara, emas, perak
Kegunaan tanah:
tanah yang subur: 9,9%
tanaman permanen: 7,2%
lainnya: 82,9% (perk. 1998)
tanaman permanen: 7,2%
lainnya: 82,9% (perk. 1998)
Wilayah yang diairi: 48.150
km² (perk. 1998)
Bahaya alam: banjir, kemarau panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi, kebakaran hutan, gunung lumpur, tanah longsor.
b.
Perubahan Iklim/Musim di Indonesia
Indonesia mempunyai
karakteristik khusus, baik dilihat dari posisi, maupun keberadaanya, sehingga
mempunyai karakteristik iklim yang spesifik. Di Indonesia terdapat tiga
jenis iklim yang mempengaruhi iklim di Indonesia, yaitu iklim musim (muson),
iklim tropica (iklim panas), dan iklim laut.
- Iklim Musim (Iklim Muson)
Iklim jenis ini sangat dipengaruhi oleh angin musiman
yang berubah-ubah setiap periode tertentu. Biasanya satu periode perubahan
angin muson adalah 6 bulan. Iklim musim terdiri dari 2 jenis, yaitu Angin musim
barat daya (Muson Barat) dan Angin musim timur laut (Muson Tumur). Angin muson
barat bertiup sekitar bulan Oktober hingga April yang basah sehingga membawa
musim hujan/penghujan. Angin muson timur bertiup sekitar bulan April hingga
bulan Oktober yang sifatnya kering yang mengakibatkan wilayah Indonesia
mengalami musim kering/kemarau.
- Iklim Tropis/Tropika (Iklim Panas)
Wilayah yang berada di sekitar garis khatulistiwa
otomatis akan mengalami iklim tropis yang bersifat panas dan hanya memiliki dua
musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Umumnya wilayah Asia tenggara
memiliki iklim tropis, sedangkan negara Eropa dan Amerika Utara mengalami iklim
subtropis. Iklim tropis bersifat panas sehingga wilayah Indonesia panas yang
mengundang banyak curah hujan atau Hujan Naik Tropikal.
- Iklim Laut
Indonesia yang merupakan
negara kepulauan yang memiliki banyak wilayah laut mengakibatkan penguapan air
laut menjadi udara yang lembab dan curah hujan yang tinggi.
Wilayah Indonesia terletak di
daerah tropis yang dilintasi oleh garis Khatulistiwa, sehingga dalam setahun matahari
melintasi ekuator sebanyak dua kali. Matahari tepat berada di ekuator setiap
tanggal 23 Maret dan 22 September. Sekitar April-September, matahari berada di
utara ekuator dan pada Oktober-Maret matahari berada di selatan. Pergeseran
posisi matahari setiap tahunnya menyebabkan sebagian besar wilayah Indonesia
mempunyai dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pada saat matahari
berada di utara ekuator, sebagian wilayah Indonesia mengalami musim kemarau,
sedangkan saat matahari ada di selatan, sebagaian besar wilayah Indonesia
mengalami musim penghujan.
Unsur iklim yang sering dan
menarik untuk dikaji di Indonesia adalah curah hujan, karena tidak semua
wilayah Indonesia mempunyai pola hujan yang sama. Diantaranya ada yang
mempunyai pola munsonal, ekuatorial dan lokal. Pola hujan tersebut dapat
diuraikan berdasarkan pola masing-masing. Distribusi hujan bulanan dengan pola
monsun adalah adanya satu kali hujan minimum. Hujan minimum terjadi saat monsun
timur sedangkan saat monsun barat terjadi hujan yang berlimpah. Monsun timur
terjadi pada bulan Juni, Juli dan Agustus yaitu saat matahari berada di garis
balik utara. Oleh karena matahari berada di garis balik utara maka udara di
atas benua Asia mengalami pemanasan yang intensif sehingga Asia mengalami
tekanan rendah. Berkebalikan dengan kondisi tersebut di belahan selatan tidak
mengalami pemanasan intensif sehingga udara di atas benua Australia mengalami
tekanan tinggi. Akibat perbedaan tekanan di kedua benua tersebut maka angin
bertiup dari tekanan tinggi (Australia) ke tekanan rendah (Asia) yaitu udara
bergerak di atas laut yang jaraknya pendek sehingga uap air yang dibawanyapun
sedikit
c. Indonesia dan Sumber Pertambangan
Negara
Indonesia yang memilikin sebutan Zambrud Khatulistiwa, Negara yang berwarna hijau seperti batu
zambrud yang indah dan terletak di garis khatulistiwa.
Selain kaya akan sumber daya laut Indonesia juga kaya
akan sumber daya tambang seperti emas, timah, tembaga, minyak bumi, batu bara
dan jenis tambang lainnya.
Negara Indonesia adalah negara kepulauan. Wilayahnya
terbentang dari Sabang di Nanggroe Aceh Darussalam sampai Merauke di Papua
(Irian Jaya). Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat banyak. Sumber
daya alam itu berupa barang tambang, mineral, tumbuhan, hewan, dan sebagainya.
Semuanya tersebar di berbagai tempat di Indonesia. Persebarannya terdapat di
laut, sungai, hutan, puncak gunung, dataran tinggi, dataran rendah, maupun
dalam perut bumi.
Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah sumber
daya alam yang tidak dapat diadakan kembali setelah digunakan. Sumber daya alam
yang tidak dapat diperbarui terdapat dalam perut bumi. Barang barang yang
terdapat dalam perut bumi disebut barang tambang. Barang tambang tersebut ada
yang berbentuk logam, mineral, dan bukan logam. Apabila telah habis digunakan
tidak dapat diadakan lagi. Oleh sebab itu, dalam pemanfaatannya dibutuhkan
pengaturan. Selain itu, penggunaannya perlu dihemat agar tidak lekas habis.
- a. Barang Tambang Logam
- Barang tambang logam, antara lain besi, emas, perak, timah, tembaga, bauksit, nikel, dan mangan.
- b. Barang Tambang Bukan Logam
- Barang-barang tambang bukan logam, antara lain minyak bumi, gas alam, dan batu bara.
- c. Barang Tambang Mineral
- Mineral termasuk barang tambang bukan logam. Di antaranya batu kapur, yodium, kalsit, asbes, dan belerang.
B. Mata Pencaharian
Indonesia adalah salah satu negara yang dilintasi
garis khatulistiwa dan berada diantara benua Asian dan Australia serta Samudera
Pasifik dan Samudera Hindia. Indonesia juga merupakan negara kepulauan terbesar
di dunia. Indonesia memiliki luas daratan 1.922.570 km² sedangkan luar
perairannya 3.257.483 km². Dari luas daratan dan luas wilayah perairan
tersebut maka mata pencaharian penduduk Indonesia pun beragam. Ada yang bermata
pencaharian pertanian, perkebunan, perternakan, perikanan, dan ada pula yang
bermata pencaharian sebagai pekerja kantoran seperti di kota-kota besar di
Indonesia.
Namun demikian, lebih kurang 70% mata pencaharian
penduduk Indonesia adalah dalam bidang pertanian. Indonesia juga dikatakan
sebagai negara agraris, sebab negara kita begitu besar akan hasil pangannya
contohnya beras dan umbi-umbian. Dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang
bermata pencaharian di bidang pertanian dan luasnya lahan Indonesia untuk di
jadikan lahan pertanian, tetapi tetap saja Indonesia masih mengimpor beras dari
luar negri. Dengan ini bukan hanya saja petani di Indonesia yang dirugikan
tetapi pengusaha yang bergelut dalam bidang ini juga akan merugi. Pemerintah
harus bekerja keras untuk memajukan lagi pertanian di Indonesia, karena
Indonesia termasuk negara penghasil pangan terbanyak. Dulunya pada tahun 80-an
Indonesia bisa menjadi negara berswambada beras.
Bukan hanya di sektor pertanian saja, untuk di sektor
perikanan, perkebunan, perternakanpun mengalami kendala yang berbeda-beda.
Untuk di sektor perikanan, para petani yang melaut mengalami salah satu kendala
yaitu mahalnya bahan bakar kapal yang ada. Sedangkan perkebunan, yaitu mulai
habisnya lahan untuk berkebun karena semakin banyak di bangunnya gedung gedung
tinggi sepeti: mal, hotel, supermarket, perumahan-perumahan elit. Dengan
semakin banyaknya bangunan-bangunan tersebut seharusnya diimbangi dengan
pesejahteraan para petani, nelayan, dan peternak pula. Pemerintah di bantu
masyarakatpun harus bekerja keras untuk menangani masalah ini.
C. Sumber Daya
Manusia
Terkait dengan kondisi sumber daya manusia Indonesia
yaitu adanya ketimpangan antara jumlah kesempatan kerja dan angkatan kerja.
Jumlah angkatan kerja nasional pada krisis ekonomi tahun pertama (1998) sekitar
92,73 juta orang, sementara jumlah kesempatan kerja yang ada hanya sekitar
87,67 juta orang dan ada sekitar 5,06 juta orang penganggur terbuka (open
unemployment). Angka ini meningkat terus selama krisis ekonomi yang kini
berjumlah sekitar 8 juta.
Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi.
Kedua, tingkat pendidikan angkatan kerja yang ada masih relatif rendah. Struktur pendidikan angkatan kerja Indonesia masih didominasi pendidikan dasar yaitu sekitar 63,2 %. Kedua masalah tersebut menunjukkan bahwa ada kelangkaan kesempatan kerja dan rendahnya kualitas angkatan kerja secara nasional di berbagai sektor ekonomi.
Lesunya dunia usaha akibat krisis ekonomi yang
berkepanjangan sampai saat ini mengakibatkan rendahnya kesempatan kerja
terutama bagi lulusan perguruan tinggi. Sementara di sisi lain jumlah angkatan
kerja lulusan perguruan tinggi terus meningkat. Sampai dengan tahun 2000 ada
sekitar 2,3 juta angkatan kerja lulusan perguruan tinggi. Kesempatan kerja yang
terbatas bagi lulusan perguruan tinggi ini menimbulkan dampak semakin banyak
angka pengangguran sarjana di Indonesia.
Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang.
Menurut catatan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Depdiknas angka pengangguran sarjana di Indonesia lebih dari 300.000 orang.
Masalah SDM inilah yang menyebabkan proses pembangunan
yang berjalan selama ini kurang didukung oleh produktivitas tenaga kerja yang
memadai. Itu sebabnya keberhasilan pembangunan yang selama 32 tahun dibanggakan
dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 7%, hanya berasal dari pemanfaatan sumberdaya
alam intensif (hutan, dan hasil tambang), arus modal asing berupa pinjaman dan investasi langsung. Dengan demikian, bukan berasal
dari kemampuan manajerial dan produktivitas SDM yang tinggi. Keterpurukan
ekonomi nasional yang berkepanjangan hingga kini merupakan bukti kegagalan
pembangunan akibat dari rendahnya kualitas SDM.
Rendahnya SDM Indonesia diakibatkan kurangnya penguasaan IPTEK, karena
sikap mental dan penguasaan IPTEK yang dapat menjadi subyek atau pelaku
pembangunan yang handal. Dalam kerangka globalisasi, penyiapan pendidikan perlu
juga disinergikan dengan tuntutan kompetisi.
Oleh karena itu dimensi daya saing dalam SDM semakin
menjadi faktor penting sehingga upaya memacu kualitas SDM melalui pendidikan
merupakan tuntutan yang harus dikedepankan.
Salah satu problem struktural yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah bahwa pendidikan merupakan subordinasi dari pembangunan ekonomi. Pada era sebelum reformasi pembangunan dengan pendekatan fisik begitu dominan. Hal ini sejalan dengan kuatnya orientasi pertumbuhan ekonomi.
Salah satu problem struktural yang dihadapi dalam dunia pendidikan adalah bahwa pendidikan merupakan subordinasi dari pembangunan ekonomi. Pada era sebelum reformasi pembangunan dengan pendekatan fisik begitu dominan. Hal ini sejalan dengan kuatnya orientasi pertumbuhan ekonomi.
a.
Laju Pertumbuhan
Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang
menunjukkan banyak atau sedikitnya pertumbuhan penduduk tiap tahun dalam kurun
waktu tertentu, umumnya 10 tahun.
Indonesia merupakan negara yang memiliki laju pertumbuhan yang
tinggi. Hal ini dibuktikan dengan data yang menunjukkan bahwa pada tahun
1980 jumlah penduduk Indonesia adalah 147,49 juta jiwa dan pada tahun 2000
meningkat menjadi 203,456 juta jiwa.
Masalah kependudukan
adalah masalah yang timbul sebagai akibat keadaan penduduk itu sendiri didalam
pertumbuhannya. Oleh karena jumlah penduduk terus bertambah, maka banyak yang
harus dicanangkan untuk mengatasi keadaan jumlah penduduk yang semakin
bertambah. Pertumbuhan penduduk yang semakin cepat, mengundang banyak
masalah. Sejalan dengan perkembangan
penduduk dunia, Indonesia juga sebagai negara
berkembang yang tidak terlepas dari
pertambahan penduduk yang cepat. Pertumbuhan penduduk yang besar dari tahun ke
tahun ini memerlukan tambahan investasi dan sarana untuk mendukung
kesejahteraan rakyat seperti sarana pendidikan, kesehatan, perekonomian dan
lain sebagai lainnya.
Pertumbuhan penduduk
yang begitu pesat sekarang ini sangat mempengaruhi perekonomian suatu bangsa,
karena kita lihat sekarang ini kepadatan penduduk di kotakota besar di
Indonesia mempengaruhi tingkat pendapatan penduduk, jumlah lowongan kerja yang
semakin sedikit menyebabkan di Indonesia pada tahun-tahun terakhir banyak
perilaku kriminalitas yang terjadi akibat penyimpangan status penduduk yang
satu
dengan yang lain dan ini menimbulkan
status sosial antar masyarakat
b. Penyebaran penduduk
Persebaran penduduk atau disebut juga
distribusi penduduk menurut tempat tinggal dapat dibagi menjadi dua kategori
yaitu persebaran penduduk secara geografis dan persebaran penduduk secara
administratif, disamping itu ada persebaran penduduk menurut klasifikasi tempat
tinggal yakni desa dankota. Secara geografis, pendudukIndonesiatersebar
di beberapa pulau besar dan pulau-pulau atau kepulauan. Secara administratif
(dan politis), penduduk Indonesia tersebar di 33 propinsi, yang mempunyai lebih
dari 440 kabupaten dankota.
c. Angkatan Kerja
Penduduk suatu negara dapat dibedakan menjadi
kelompok tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Pengertian keduanya dibedakan
oleh batas umur kerja. Angkatan kerja atau labour force adalah jumlah
penduduk dengan usia produktif, yaitu 15-64 tahun yang sedang bekerja ataupun
mencari pekerjaan. Usia produktif tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Bukan angkatan kerja adalah penduduk
dengan usia produktif yang tidak bersedia bekerja. Ukuran besarnya angkatan
kerja bergantung pada besarnya jumlah penduduk yang sedang mencari pekerjaan.
- Dependecy ratio
Indikator ekonomi ini dipergunakan untuk mengetahui sejumlah mana
tingkat beban atau ketergantungan penduduk yang tidak produktif terhadap
penduduk yang produktif. Semakin tinggi nilai ratio ini semakin berat
pula beban yang harus ditanggung oleh penduduk yang produktif. Hal ini dapat
menghambat proses menuju kemakmuran secara menyeluruh.
DR = Penduduk usia kerja / Penduduk diluar usia
kerja.
- Tingkat partisipasi angkatan kerja
Indikator ini dipergunakan untuk mengetahui sejauh mana presentase penduduk
yang telah memiliki usia kerja telah bekerja/produktif. Semakin tinggi hasil
perhitungan indikator ini, semakin baik pula keadaannya.
TPKA = ( Angkatan kerja / Penduduk usia kerja )
. 100%
Profil ketenagakerjaan Indonesia hingga kini
ditandai oleh dua masalah utama, yaitu laju pertumbuhan yang relatif tinggi dan
kualitas angkatan kerja yang relatif rendah. Tentu saja kedua hal ini
memerlukan perhatian khusus. Akibat
pertambahan penduduk yang tinggi, maka jumlah angkatan kerja tidak seharusnya
terserap. Bahkan semakin ketatnya
persaingan tenaga kerja, maka angkatan kerja muda yang merupakan tenaga kerja
kurang produktif pun ikut bersaing. Hal ini kurang menguntunkan usaha
pembangunan secara nasional karena golongan muda kurang produktif tersebut
merupakan beban. Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan masalah
yang harus ditangani secara serius karena sangat peka terhadap ketahanan
nasional.
d.
Sistem
Pendidikan
Pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan merupakan sarana pembentuk manusia yang
seutuhnya yang berjiwakan Pancasila, hal ini sesuai dengan tujuan dari
pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di
masa yang akan datang. Sesuai dengan tujuan nasional bangsa Indonesia yang
tertuang dalam pembukaan UUD 1945 menyebutkan bahwa “Mencerdaskan Kehidupan
Bangsa” hal ini menegaskan bahwa pemerintah ingin memberikan pendidikan yang
baik bagi warganya.
Pendidikan yang mengarahkan peserta didiknya agar
menjadi individu-individu yang merdeka, matang, bertanggungjawab dan peka
terhadap permasalahan sosial di sekelilingnya hanyalah gombalan belaka. Amanat
dalam Undang-undang pun yang berbunyi bahwa tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan
potensi agar menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta
bertanggungjawab tidak pernah terwujud.
Seberapa jauh pendidikan dapat memberikan pengaruh terhadap para peserta didik untuk dapat meningkatkan kemampuan yang dimilikinya dapat dilihat dari hasil pendidikan tersebut. Apabila yang diperoleh dari proses pendidikan tersebut kurang dari yang kita harapkan maka diperlukan suatu adanya perubahan dalam bidang pendidikan. Paradigma-paradigma yang berkembang di masyarakat menimbulkan suatu tanggapan-tanggapan terhadap pendidikan tersebut. Adapun paradigma tersebut antara lain : Pendidikan sebagai proses pemblengguan atau pembebasan,
Seberapa jauh pendidikan dapat memberikan pengaruh terhadap para peserta didik untuk dapat meningkatkan kemampuan yang dimilikinya dapat dilihat dari hasil pendidikan tersebut. Apabila yang diperoleh dari proses pendidikan tersebut kurang dari yang kita harapkan maka diperlukan suatu adanya perubahan dalam bidang pendidikan. Paradigma-paradigma yang berkembang di masyarakat menimbulkan suatu tanggapan-tanggapan terhadap pendidikan tersebut. Adapun paradigma tersebut antara lain : Pendidikan sebagai proses pemblengguan atau pembebasan,
- Pendidikan sebagai proses pembodohan atau pencerdasan,
- Pendidikan sebagai proses perampasan hak-hak anak atau justru menjunjung tinggi hak anak,
- Pendidikan menghasilkan tindak kekerasan atau tindakan perdamaian,
- Pendidikan sebagai proses pengebirian potensi manusia atau pemberdayaan potensi manusia,
- Pendidikan sebagai wahana disitegrasi atau pemersatu bangsa,
- Pendidikan menghasilkan manusia yang otoriter atau manusia demokratis,
- Pendidikan menghasilkan manusia yang apatis terhadap lingkungan atau responsif dan peduli terhadap lingkungan, dan
- Pendidikan hanya terjadi di sekolah atau di mana-mana.
Perlu disadari bahwa dengan
semakin pesatnya perkembangan dan perubahan sebagai akibat dari terjadinya
globalisasi di hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat, seharusnya menjadi
dasar pijak keharusan untuk memikirkan dan mereformulasi ulang tentang sistem
dan pola pelaksanaan pendidikan. Bagaimanapun juga sebuah sistem pada suatu
masa akan sangat sesuai akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa sistem
tersebut akan sangat tertinggal dan tidak dapat memenuhi tuntutan perubahan
yang terjadi kemudian.
Realitas di Indonesia
membuktikan bahwa ada kecenderungan tidak seimbanganya antara penyediaan sumber
daya manusia yang berkualitas dengan laju perubahan yang terjadi. Hal tersebut
kemudian berakibat pada terjadinya distorsi antara kebutuhan tenaga yang
memiliki keahlian, keterampilan dan kompotensi tertentu yang tidak mampu
disiapkan dari lembaga pendidikan terhadap tingkat kebutuhan sumber daya
manusia di masyarakat. Padahal pemenuhan terhadap kebutuhan tersebut seharusnya
didapatkan dari out lembaga pendidikan yang ada. Perubahan drastis dari orde
Baru menjadi orde reformasi seharusnya menjadi pijakan dasar keharusan
pendidikan untuk melakukan reorientasi ulang terhadap sistem dan pola
pelaksanaan pendidikan nasional.
D. Investasi
Pembangunan
Kebijakan
anggaran pemeritah harus berorientasi pada investasi pembangunan sumber daya
manusia (SDM). Sebab, hanya dengan cara itu, akan memacu peningkatan kualitas
SDM nasional, mengingat saat ini lebih dari 50 persen tenaga kerja nasional
maksimal hanya lulus sekolah dasar. Perhatian khusus untuk membangun manusia Indonesia tersebut, bisa dilakukan
dengan memperbesar alokasi anggaran untuk sektor pendidikan, kesehatan, membuka
kesempatan kerja, dan jaminan sosial.
Yang paling menentukan tingkat biaya investasi
adalah tingkat bunga pinjaman; Makin tinggi tingkat bunganya, maka biaya
investasi makin mahal. Akibatnya minat berinvestasi makin menurun.
Namun, tidak jarang, walaupun tingkat bunga pinjaman
rendah, minat akan investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total
investasi masih tinggi. Factor yang memengaruhi terutama adalah masalah
kelembagaan. Misalnya, prosedur izin investasi yang berbelit-belit dan lama
(> 3 tahun), menyebabkan biaya ekonomi dengan memperhitungkaan nilai waktu
uang dari investasi makin mahal. Demikian halnya dengan keberadaan dan
efisiensi lembaga keuangan, tingkat kepastian hokum, stabilitas politik, dan
keadaan keamanan.
1. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan
2. Kemajuan teknologi
3. Tingkat pendapatan nasional dan
perubahan-perubahannya.
4. Keuntungan yang diperoleh perusahaa-perusahaan.
Upaya-upaya yang dapat
digunakan untuk membantu memenuhi kebutuhan dana investasi pembangunan adalah:
- Lebih mengembangan ekspor komoditi non-migas, sehingga secara absolut dapat meningkatkan penerimaan pemerintah dari sektor luar negeri. Untuk menunjang langkah ini perlu diusahaan peningkatan nilai tambah dan kemampuan bersaing dari komoditi-komoditi yang akan diekspor tersebut.
- Mengusahakan adanya pinjaman luar negeri yang memiliki syarat lunak, serta menggunakannya untuk kegiatan investasi yang menganut prinsip prioritas.
- Menciptakan iklim investasi yang menarik dan aman bagi para penanaman modal asing, sehingga makin banyak PMA yang masuk keIndonesia.
- Lebih menggiatkan dan menyempurnakan sistem perpajakan dan perkreditan, terutama kredit untuk golongan ekonomi lemah, agar mereka secepatnya dapat berjalan bersama dengan para pengusaha besar dalam rangka peningkatan produktifitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar